Tawakkaladalah termasuk amal yang agung dan kedudukan yang sangat tinggi dalam agama Islam, bahkan kesempurnaan iman dan tauhid dalam semua jenisnya tidak akan dicapai kecuali dengan menyempurnakan tawakal kepada Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman, {رَبَّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا}
Ilustrasi manusia bertawakal. Foto ShutterstockManusia memang memiliki daya untuk berupaya, namun Allah SWT-lah yang berwenang menetapkan hasil akhirnya. Mengetahui bahwa Allah memiliki kuasa atas nasib umat-Nya bukan berarti kita harus menyerah begitu ikhtiar yang dilakukan manusia juga menjadi pertimbangan Allah. Ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 yang artinya“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.Selain berikhtiar, umat Islam juga harus bertawakal. Mengapa? Sebelum membahas lebih jauh, ketahui apa yang dimaksud tawakal terlebih TawakalIlustrasi Mengaji di Masjid Foto Kementerian PariwisataMengutip buku Tawakal Bukan Pasrah karya Supriyanto 2010, tawakal berasal dari Bahasa Arab wakalah atau wikalah yang artinya “memperlihatkan ketidakmampuan dan bersandar atau pasrah kepada orang lain”. Adapaun secara istilah, tawakal artinya membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah SWT dan menyerahkan segala keputusan itu dalam buku Hakekat Tasawuf tulisan Abdul Qadir Isa 2005, Ibnu Ujaibah mengatakan tawakal adalah bertumpu pada Allah dalam segala sesuatu berdasarkan pengetahuan bahwa Dia Maha Abu Said al-Kharraz menganggap tawakal adalah percaya kepada Allah, bergantung kepada-Nya dalam menerima segala ketentuan-Nya, serta menghilangkah kegelisahan dalam hati terhadap perkara duniawi dan semua urusan yang penentunya adalah merupakan perbuatan hati, sedangkan usaha adalah amalan badan. Maka keduanya tidak bertentangan, malah harus berjalan secara Manusia Harus Bertawakal?Ilustrasi berdoa di dalam Masjid. Foto REUTERS/Jorge Silva Alasan mengapa manusia harus bertawakal adalah karena tawakal merupakan wujud iman seorang muslim kepada Penciptanya. Menurut Supriyanto 2010 8, iman artinya tidak sebatas percaya terhadap adanya Allah, tetapi menaruh kepercayaan terhadap-Nya sebagai penguasa alam telah memerintahkan umat-Nya untuk bertawakal. Dalam surat Al-Maidah ayat 23, Allah berfirman “Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal jika kalian benar-benar orang yang beriman”.Dalam buku 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi karya Muhammad Sholikhin 2009, tawakal memiliki beragam manfaat, antara lainTawakal diperlukan setelah mengambil keputusan penting guna memperoleh keteguhan hati dan ketabahan dalam melaksanakannya QS. Al Imran 159.Sikap mempercayakan diri kepada Allah merupakan konsekuensi keyakinan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT QS Hud 123.Manusia bertawakal karena Allah Maha Mulia dan Maha Bijaksana. Dengan bertawakal, kita menghapus kekhawatiran terhadap Sang Pencipta QS Asy-Syu’ara 217.Tawakal menjadi sumber kekuatan jiwa dan keteguhan hati dalam menempuh hidup yang penuh Tawakal Secara Bahasa Pengertian Tawakal Menurut Istilah Dalil tentang Perintah Tawakal
Orangyang bertawakal kepada selain Allah SWT termasuk orang yang musyrik. Yaitu mereka yang mempersekutukan Allah baik dalam bentuk I'tikad (kepercayaan), ucapan maupun dalam bentuk amal perbuatan. Jadi, manusia yang bertawakal kepada selain Allah SWT termasuk manusia yang mensekutukan Allah SWT atau musyrik. Terimakasih sudah bertanya di
BERTAWAKKAL KEPADA ALLAHSegala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, Yang mencukupkan segala perkara orang-orang yang bertaqwaقال الله تعالي ﴿ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ ﴾ الطلاق 3“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya” [At-Thalaq/65 3]Dia telah memerintahkan kekasihNya dan manusia pilihanNya serta seluruh orang yang beriman untuk bertawakkal kepadaNyaقال الله تعالي ﴿ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّهِ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ ﴾ آل عمران 159“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” [Ali Imran/3 159]Kami memuji Allah dan memohon pertolongan kepadaNya… dan kami berlindung denganNya dari kejahatan diri kami dan keburukan perbuatan kami. Barangsiapa yang telah diberikan petunjuk oleh Allah maka tiada sorangpun yang mampu memberikannya petunjuk dan barangsiapa yang disesatkannya maka tiada seorangpun yang menjadi penolong dan penunjuk jalan baginya. Amma Ba’duAllah telah menjamin dan berjanji kepada orang yang bertawakal kepadaNya untuk diberikan kecukupan. Makhluk ini adalah ciptaanNya dan semua urusan ada di tanganNyaقال الله تعالي ﴿ إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ﴾ يس 82“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya “Jadilah!” maka terjadilah ia.” [Yasin/36 82].Tawakkal adalah menyerahakn segala urusan kepada Zat yang memiliki segala keputusan bagi semua urusan, yaitu Allah Ta’ala. Hal ini disebabkan kelemahan seorang hamba untuk mengatur diri mereka sendiri. Tidak ada nafas yang keluar atau masuk kecuali dengan izin Allah. Dan yang kedua adalah karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaan itu tidak bertentangan dengan kewajiban untuk berusaha, bahkan seorang hamba diharuskan unuk berusaha sebagai sebab dengan syarat agar seorang hamba tidak boleh menggantungkan hati Badui datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan beliau berkata kepadanya Dari manakah engkau datang?. “Dari Syam”, jawab orang badui tersebut. “ Apakah dengan berjalan kaki atau dengan berkendaraan?. Tanya beliau kembali. “Berkendaraan”. Jawabnya. “Lalu di manakah kendaraanmu?. Tanya beliau kembali. “Aku meninggalkannya di balik gunung”. Jawabnya. Beliau bertanya kembali Apakah engkau telah mengikatnya?”. “Tidak aku meninggalkannya lalu bertawakkal kepada Allah”. Jawabnya. “Ikatlah dia lalu bertwakkal kepada Allah”. Perintah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maksudnya adalah agar seseorang berusaha mengerjakan sebab-sebab kesuksesan dan setelahnya baru berserah diri kepada Allah Ta’ macam-macam takwakkal adalah Pertama Bertawakkal kepada Allah dalam masalah rizki dan ajal. Seorang muslim berkeyakinan bahwa rizki dan ajal telah ditetapkan oleh Allah pada saat dirinya masih berada di dalam perut ibunya. Berdasarkan hadits riwayat Muslimإنَّ أَحَدَكُم يُجْمَعُ خلقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌSesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaanya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemuadian dia menjadi segumpal darah dalam masa yang sama seperti itu, kemudian dia berubah menjadi segumpal daging dalam masa yang sama seperti itu, kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat lalu dia diperintahkan untuk menulis empat perkara. Dan dikatakan kepadanya tulislah amal, rizki, ajal dan nasibnya apakah dia sengsara atau bahagia, kemudian barulah ditiupkan ruh kepadanya…”.[1]Seorang muslim berkeyakinan bahwa ajalnya tidak akan pernah berkurang walau satu saatpun, dan tidak pula berkurang dari rizkinya walau seukuran atom. Berdasarkan sebuah riwayat dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallamأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَWahai sekalian manusia, takutlah kepada Allah dan memohonlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya satu jiwa tidak akan mati sehingga dia mengambil rizkinya secara sempurna walau datangnya terlambat dari harapannya. Bertqwalah kepada Allah dan memohonlah dengan cara yang baik. Ambillah apa-apa yang dihalalkan dan tinggalkanlah apa-apa yang diharamkannya”.[2]Jenis-jenis tawakkal adalah bertawakkal kepada Allah saat datangnya musibah. Di dalam hadits qudsi disebutkan bahwa Allah Ta’ala berfirman إِذَا مَاتَ وَلَدُ الْعَبْدِ قَالَ اللهُ تَعَالَى لِمَلَائِكَتِهِ قَبَضْتُم وَلَدَ عَبْدِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ نَعَمْ، فَيَقُوْلُ قَبَضْتُمْ ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ، فَيَقُوْلُوْنَ نَعَمْ، فَيَقُوْلُ مَاذَا قَالَ عَبْدِيْ؟ فَيَقُوْلُوْنَ حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ، فَيَقُوْلُ اللهُ اُبْنُوْا لِعَبْدِي بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَسَمُّوْهُ بَيْتَ الْحَمْدِJika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allâh Subhanahu wa Ta’ala akan berkata kepada para Malaikat-Nya Wahai malaikat maut engkau telah mencabut nyawa anak seorang hambaKu?. Engkau telah mencabut nyawa penyejuk pandangannya dan buah hatinya?. Malaikat maut menjawab Benar”. Allah bertanya Apa yang dikatakannya?. Malaikat maut menjawab Dia memuji Allah dan istrija’[3] Allah Ta’ala berfirman Buatkanlah baginya sebuah rumah di dalam surga dan sebutlah namanya dengan rumah pujian”.[4]Auf bin malik datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan berkata Sesungguhnya anaku telah ditawan oleh sekolompok kaum. Maka Raslullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda Perbanyaklah mengucapkanلا حول ولا قوة إلا باللهMaka diapun mengerjakannya. Lalu musuh terlalai dengan anak yang menjadi tawanan tersebut maka diapun terlepas, dan dia mendapatkan seekor kambing lalu dibawanya kambing tersebut lari bersama dirinya. Allah Ta’ala berfirmanقال الله تعالي ﴿وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ﴾ الطلاق 2-3 “Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”. [At-Thalaq/65 2-3].Maka sudah sepantasnya bagi seorang hamba untuk memohon tawakkal kepada Allah Ta’ala berdasarkan hadits اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ صِدْقَ التَّوَكُّلِ عَلَيْكَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِمَّنْ تَوَكَّلَ عَلَيْكَ فَكَفَيْتَهُ “Ya Allah anugrahkanlah kepada kami rasa tawakkal yang sebenarnya, Ya Allah jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertawakkal kepadaMu lalu Engkau mencukupkan Aku”.Dan seorang hamba harus yakin bahwa tetapnya suatu keadaan dalam satu kondisi yang permanen adalah mustahil. Dan di antara kedipan dan pejaman mata Allah menjadikan banyak perubahan dari suatu keadaan kepada keadaan yang telah berjalan di atas garis yang telah ditetapkan baginyaBarangsiapa yang ditetapkan baginya suatu keadaan, maka dia menjalaninyaBarangsiapa yang tempat kematiannya telah tercatat disebuah negeriMaka dia pasti tidak akan menemukan kematiannya di negeri yang lainOrang yang tidak bertawakkal kepada Allah akan sengsara oleh hati dan angan-angan yang bercerai berai, hidup tertekan karena takut dengan masa depan yang suram, bersedih atas masa lalu, tidak rela dengan keadaan dirinya, dada menyempit dan penyakit menghantui. Maha Benar Allah dengan firmanNyaقال الله تعالي ﴿ وَمَن يَعْشُ عَن ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ – وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُم مُّهْتَدُونَ ﴾ الزخرف 36-37 “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah Al Qur’an Kami adakan baginya setan yang menyesatkan maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk“.[Az-Zukhruf/43 36-37].Wahai Tuhanku semua perkara di tanganMuSemua urusanku telah ku serahkan kepadaMuSaat diriku tenggelam dalam Lumpur kesulitanTerombang-ambing terbentur batu-batu raksasaAdakah asa selain diriMu, saat keresahan menyelimutiMenghempaskan bahtera kehidupan yang ku laluiHanya ini yang dapat aku sampaikan, aku memohon ampunan kepada Allah yang Maha Agung untuk diriku dan kalian semua. Mohonlah ampunanNya…..Segala puji bagi Allah yang telah mengatur segala urusan hambaNya dengan sempurna dan baik, memudahkan bagi mereka semua fasilitas dan kebutuhan hidup. Maka barangsiapa yang yakin bahwa Dia adalah tuhan yang Maha Kuasa atas segala sesuatu dan berserah diri kepadaNya maka Allah akan mencukupkannyaقال الله تعالي ﴿ وَكَفَى بِاللّهِ وَكِيلاً ﴾ النساء 81 “Cukuplah Allah menjadi Pelindun” [An-Nisa’/4 81]Aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, yang telah menjanjikan orang-orang yang berserah diri kepadaNya untuk diberikan kecukupan yang sempurna, sehingga mereka tidak membutuhkan orang lain selian Allah. Ya Allah jadikanlah kebutuhan kami hanya tertuju kepadaMu, bukan kepada selian diriMu, Ya Allah tuhan semesta aku bersaksi bahwa penghulu dan kekasih kami, Muhamad adalah hamba dan RasulMu…yang telah bersabda dan jujur dalam tutur katanyaلَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصاً وَتَرُوحُ بِطَاناً“Seandainya kalian bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya, niscaya Dia memberikan kalian rizki sebagaimana Dia telah memberikan rizki kepada burung yang pada waktu paginya pergi dalam keadaan lapar lalu kembali pulang dalam keadaan kenyang”. [HR. Ibnu Majah dalam kitab Al-Zuhud].Ya Allah curahkanlah shalawat dan salamMu serta keberkahan kepada Muhammad dan para shahabatnya sehingga hari kiamat…Amma Ba’duSesungguhnya jika seluruh masyarakat berupaya mengambil langkah-langkah kesuksesan lalu bertwakkal kepada Allah, bukan kepada selain Allah, dan mereka menunaikan segala perintahNya, menjauhi laranganNya, berharap kepadaNya agar ditolong dalam menghadapi segala beban dan tantangan hidup, serta melaksanakan kewajiban yang semestinya mereka lakukan, mengerahkan segala upaya dan semangat, maka Allah pasti akan mempermudah bagi mereka segala urusan yang sulit, menundukkan segala tantangan, jangan sampai mereka berkata Kami telah berserah diri kepada Allah dan kita enak-enak duduk di rumah, sebab Allah Ta’ala mengingatkan kita di dalam firamanNyaقال الله تعالي ﴿ وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ إِلَّا مَا سَعَى ﴾ النجم 39 “…dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. [An-Najm/53 39].Wahai sekalian hamba Allah ada tiga kalimat yang menjadi semangat bagi tawakkal dan meminta pertolongan Allah. Barangsiapa yang mengatakannya dengan lisannya, mersapi makna yang terkandung di dalamnya maka sungguh dia telah merealisasikan wujud tawakkal dan kehidupannya menjadi mantap, yaituقال الله تعالي ﴿ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴾ الفاتحة 5 “Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan”.[Al-Fatihah/1 5].قال الله تعالي ﴿ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ ﴾ التوبة 129“Jika mereka berpaling dari keimanan maka katakanlah Cukuplah Allah bagiku ; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki Arasy yang agung“. [At-Taubah/9 129].لا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيمTiada daya dan uapaya kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha ini termasuk salah satu perbendaharaan surga, yang menyampaikan seorang hamba kepada segala kebaikan. Pada saat seorang hamba telah menyakini bahwa tiada daya bagi seseorang dan tiada kekuatan baginya kecuali dengan izin Allah maka sungguh dia telah melalui jalan yang benar dan diberikan taufik kepada kebenaran yang satu sisi, jika seorang hamba berpegang teguh kepada tuhannya di dalam segala urusannya, dalam upaya mendatangkan segala kemaslahatan yang berhubungan dengan urusan agama dan dunianya, maka sungguh dia telah mewujudkan tujuannya untuk mencegah segala kemudharatan dan bahaya. Sebab Allah Ta’ala adalah Dzat yang telah menciptakan kita, dan memberikan rizki bagi kita. Dialah yang memberikan kita makan, memberikan kita minum, memberikan kecukupan dan melindungi kepada Allah adalah tuntutan agama dan keimanan kita yang tak terpisahkan di dalam segala aspek kehidupan kita. Bagaimanapun berlimpahnya harta maka dia pasti akan habis, bagiamanapun panjangnya umur seseorang maka dia pasti berjalan menuju ketuaan, sebuah kekuatan yang besar pasti berjalan menuju kelemahan dan dengan bertwakkal kepada Allah akan terwujud segala bentuk kebaikan dan الله تعالي ﴿ يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاء إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ﴾ الفاطر 15Hai manusia kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya tidak memerlukan sesuatu lagi Maha Terpuji. [Fatir/35 15].Setiap kita pasti membutuhkan pemeliharaan TuhanNya, sangat menginginkan pertolongan dan nikmatNya di dalam segala perkara hidup. Allah Ta’ala menegaskan di dalam firmanNyaقال الله تعالي ﴿ فَعَّالٌ لِّمَا يُرِيدُ ﴾ البروج 16 “Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya” [Al-Buruj/85 16].Maka tidak perkara apapun yang sulit bagi Allah Ta’ Ta’ala berfirmanقال الله تعالي ﴿ بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ﴾ البقرة 117 “…dan bila Dia berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukuplah Dia hanya mengatakan kepadanya “Jadilah”. Lalu jadilah ia. [Al-Baqarah/2 117]Semua perkara yang ditentukannya terjadi dengan kata “كُن”Dan sesungguhnya Allah Ta’ala Maha Mengetahui segala kemaslahatan yang tidak kita ketahui, Dia Maha Kuasa mengukur apa yang tidak mampu kita ukur, Dia Maha berkehendak apa yang tidak bisa kita wujudkan dengan kehendak kita, Dia Maha Kuat terhadap perkara yang tidak mampu kita wujudkan, dan Dialah yang menjaga hamba dari segala tidak ada hal yang perlu bagi makhluk ini kecuali memutuskan harapannya terhadap manusia dan hanya berserah diri kepada Allah serta memohon kepada Allah segala kebutuhanNyaقال الله تعالي ﴿ مَا عِندَكُمْ يَنفَدُ وَمَا عِندَ اللّهِ بَاقٍ ﴾ النحل 96Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. [Al-Nahl/16 96]Seorang hamba yang selalu bertawakkal kepada Allah, akan mendapat penjagaan yang sempurna dariNya, dimudahkan segala urusanNya. Alangkah indahnya sebuah kehidupan dengan segala apa yang telah ditaqdirkan. Hendaklah kita menjadi pribadi yang selalu berserah diri kepada Allahقال الله تعالي ﴿ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ إِنَّ اللَّهَ بَالِغُ أَمْرِهِ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ﴾ الطلاق 3 “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluan nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendaki Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. [At-Thalaq/65 3].Semoga Allah memberikan keberkahan bagiku dan kalian semua dengan Al-Qur’an yang agung ini, dan semoga Dia berkenan memberikan manfaat bagi diriku dan kalian semua dengan ayat-ayat yang jelas yang terdapat di dalamnya. Ya Allah curahkanlah kasih sayangMu kepada kami semua, sesungguhnya Engkaulah Tuhan yang Maha Penyayang. Janganlah timpakan siksaMu kepada kami sesungguhnya Dirimu Maha Kuasa dengannya, jadikanlah kami orang-orang yang berserah diri kepadaMu, yang berlindung dengan Zat-Mu, yang berpegang teguh dengan syari’atMu, yang berpegang dengan kekuatan dan kekuasaanMu.[Disalin dari التوكل على الله Penulis Muhammad bin Abdullah bin Mu’aidzir, Penerjemah Muzaffar Sahidu, Editor Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. 2012 – 1433]______Footnote[1] Al-Bukhari, kitab bud’ul khlaq.[2] HR. Ibnu Majah, kitabut tijarat.[3] إنا لله وإنا إليه راجعون Mengucapkan[4] Musnad. Musnad Al kufiyyin. Al-Turmudzi dan redaksi hadits dari Imam Ahmad.
DalamAl-Qur'an ditemukan sekian banyak ayat yang berbicara tentang hukm (Arab). Pengamatan sepintas, boleh jadi mengantarkan orang yang berkata, bahwa ada ayat Al-Qur'an yang secara tegas mengkhususkannya hanya kepada dan bersumber dari Allah yakni ayat yang menyatakan, menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah, inil hukmu illa lillah (QS Al-An'am [6]: 57).
Jakarta - Mengapa manusia harus bertawakal? Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia memang dapat berupaya atas hal-hal yang ingin dicapai, namun hasil akhir tetap pada kuasa Allah Allah SWT memiliki kuasa atas nasib umatnya, bukan berarti manusia menyerah sepenuhnya. Ini dikarenakan, manusia dapat berupaya dengan ini akan menjadi pertimbangan Allah, sesuai dengan firmannya pada surat Ar-Ra'd ayat 11. Berikut bunyinya لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ ٱللَّهِ ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍArab latin Lahụ mu'aqqibātum mim baini yadaihi wa min khalfihī yaḥfaẓụnahụ min amrillāh, innallāha lā yugayyiru mā biqaumin ḥattā yugayyirụ mā bi`anfusihim, wa iżā arādallāhu biqaumin sū`an fa lā maradda lah, wa mā lahum min dụnihī miw wālArtinya Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain TawakalSetelah berikhtiar, manusia dianjurkan untuk bertawakal. Tawakal berasal dari bahasa Arab yakni wakalah atau wikalah yang artinya memperlihatkan ketidakmampuan, bersandar atau pasrah, seperti dikutip dari buku Tawakal Bukan Pasrah yang ditulis oleh H Supriyanto Lc istilah keagamaan, tawakal artinya membebaskan diri dari segala ketergantungan kepada selain Allah dan menyerahkan keputusan atas segala sesuatunya kepada Allah SWT. Tawakal menjadi perbuatan lahir dan batin menyerahkan segala perkara, ikhtiar, dan segala usaha kepada Allah serta berserah diri itu dalam buku Hakekat Tasawuf yang ditulis oleh Abdul Qadir Isa, Ibnu Ujaibah menjabarkan tawakal adalah bertumpu pada Allah dalam segala sesuatu berdasarkan pengetahuan bahwa Dia Maha untuk bertawakal terdapat dalam surat Huud ayat 123 yang berbunyiوَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَإِلَيْهِ يُرْجَعُ ٱلْأَمْرُ كُلُّهُۥ فَٱعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ ۚ وَمَا رَبُّكَ بِغَٰفِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَArab latin Wa lillāhi gaibus-samāwāti wal-arḍi wa ilaihi yurja'ul-amru kulluhụ fa'bud-hu wa tawakkal 'alaīh, wa mā rabbuka bigāfilin 'ammā ta'malụnArtinya Dan kepunyaan Allah-lah apa yang ghaib di langit dan di bumi dan kepada-Nya-lah dikembalikan urusan-urusan semuanya, maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari apa yang kamu mengapa manusia harus bertawakal yakni dikarenakan tawakal sebagai wujud iman seorang muslim kepada penciptanya. Dalam Surat At-Taubah ayat 51 dikatakan bahwa orang-orang beriman harus لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَArab latin Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa 'alallāhi falyatawakkalil-mu`minụnArtinya Katakanlah Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakalKapan Manusia Harus Bertawakal?Sebagai padan antara upaya manusia dan kepasrahannya kepada Allah SWT, kapan manusia harus bertawakal? Masih dari buku Tawakal Bukan Pasrah, Imam Al-Ghazali menempatkan tawakal pada tiga hal, yaitu dalam masalah nasib sebagai manusia, masalah pertolongan, dan masalah rezeki atau kebutuhan dalam hal nasib artinya meyakini sepenuhnya bahwa apapun yang didapatkan, banyak atau sedikit, itu semua adalah ketentuan Allah Yang Maha Bijaksana dan harus kita terima dengan hati itu, tawakal dalam mengharapkan pertolongan berarti memohon bantuan kepada Allah SWT. Sebagai Sang Pencipta, Allah selalu memberikan pertolongan dari hal yang tidak disangka-sangka, oleh karenanya seorang muslim wajib menyandarkan diri dan penuh keyakinan bahwa segala sesuatu merupakan atas pertolongan Allah BertawakalSaat manusia bertawakal, ia akan memperoleh sejumlah manfaat. Dikutip dari buku Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 oleh Syaikh Mahmud Al-Mishri, manfaat bertawakal yang pertama adalah dilapangkan rezekinya hingga mendatangkan Umar bin Al-Khaththab, ia berkata"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Jika saja kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, niscaya Dia akan menurunkan rezeki kepada kalian sebagaimana Dia memberikannya kepada burung yang pergi pagi-pagi sekali dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang,"Selanjutnya, manfaat bertawakal lainnya adalah mendapat jalan masuk ke surga tanpa hisab, sebagaimana diriwayatkan oleh Imran bin Hushain, Rasulullah SAW bersabda"Tujuh puluh ribu dari umatku akan memasuki surga tanpa hisab", para sahabat lalu bertanya, "Siapa mereka, Rasulullah?", beliau menjawab "Mereka adalah orang yang tidak mengobati dengan besi panas, tidak diruqyah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal," Itulah pemaparan mengenai mengapa manusia harus bertawakal. Semoga bermanfaat dan membantu. Simak Video "Tawakal Seratus Persen" [GambasVideo 20detik] aeb/lus
Banyakyang tahu terhadap peringatan ini, tetapi memilih berpaling. Pura-pura menutup diri dan hati agar hidayah tidak masuk. Itulah dua sifat manusia yang bisa menjauhkannya dari Allah. Semoga kita bukan termasuk orang yang lalai dan berpaling dari Allah. Semoga kita semua bisa lebih taat dan dekat kepada Allah. Aamiinn. [Ind/Camus]
Sering kita mempelajari mengenai penyebab akan batalnya wudhu, sholat , puasa , haji dan lain lainnya, tapi jarang sekali kita membahas mengenai sebab sebab batalnya keimanan dan syahadatain , terkait dengan itu, kami kembali menulis ulang mengenai apa dan kenapa syahadatain tersebut menjadi batal dan terjerumus kepada bahaya syirik, Tulisan dibawah ini ditulis oleh Ulama Syiria, Almarhum Said Hawwa secara berseri, yang dikutip dar buku fenomenalnya Al Islam, semoga peringatan beliau yang berdasarkan nash nash ayat ayat Al Quran dapat membuat kita semua tersadarkan akan bahaya batalnya keimanan, semoga Allah menjaga kita semua untuk tetap memegang teguh cahaya keimanan di akhir zaman ini,..Aamiin. Hal Hal Yang Membatalkan Syahadatain 1. Bertawakal dan bergantung pada Selain Allah Berdasarkan firman Allah “ … dan hanya kepada Allah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar benar orang yang beriman.” Al Maidah 23 “Sesungguhnya Allah telah menolong kamu dibeberapa banyak tempat dan pada peperangan Hunain, tatkala kamu sombong dengan banyaknya jumlah kamu, tetapi tidak berfaedah bagi kamu sedikitpun, dan jadi sempit bagi kamu bumi yang luas itu, kemudian kamu berpaling sambil mundur.” AtTaubah 25 Dalil ini berpedoman pada pengertian Laa ilaha illa Allah yang maknanya antara lain tidak akan melakukan permohonan untuk ketenangan dan kekuatan selain kepada Allah SWT. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja. Bahkan Allah SWT menyuruh kita bekerja, tetapi kita dilarang menggantungkan hidup kita pada pekerjaan itu. Allah telah menyuruh mempersiapkan perlengkapan perang, tetapi Allah juga menyuruh kita untuk menggantungkan segala kehidupan kita hanya kepada Nya. Allah menyuruh kita bekerja dan berusaha, tetapi Ia menyuruh kita beriman bahwa Dia lah yang memberi rezeki. Dia menyuruh berobat, tetapi dengan syarat kita berkeyakinan bahwa yang menyembuhkannya hanyalah Allah SWT. Ringkasnya, barangsiapa yang bekerja, berusaha dan berihtiar dengan tidak bertawakal dan bergantung kepada Allah, ia telah merusak syarat tadi. Sebaliknya orang yang bertawakal dan bergantung kepada Allah, tetapi tanpa daya usaha, juga ia telah merusak salah satu syarat tadi. Disini dapat diandaikan suatu perbedaan antara orang kafir dan orang mukmin. Orang kafir, ia membanting tulang dan mengerahkan segala tenaga dan berusaha, orang mukmin juga membanting tulang dan mengerahkan segala tenaga serta berusaha, tetapi orang orang kafir, ia tidak menggantungkan harapannya kepada Allah SWT, bahkan ia menggantungkan kepada usahanya. Sebaliknya seorang muslim disamping usahanya tersebut ia menggantungkan segala harapannya kepada Allah SWT. Bergantung dengan sebab dan melupakan bahwa yang mengizinkan sebab itu berproses adalah Allah termasuk maksiat. Bergantung kepada sebab dan disertai keyakinan bahwa sebab sebab itu tidak ada hubungannya dengan Allah adalah syirik yang dapat menghancurkan syahadatain. Dalam Al Quran banyak disebutkan tentang masalah ini yang antara lain seperti dalam firmannya “Maka bukan kamu yang membunuh mereka, tetapi Allah yang membunuh mereka; bukan engkau yang melempar, tetapi Allah lah yang melempar…Al Anfal 17 “…dan kemenangan itu tidak ada melainkan dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Al-Imran 126 “ Sesungguhnya Allah lah Pemberi rezeki, Yang mempunyai kekuasaan, Yang Sangat Teguh Adz Dzariat 58 “ Dan apabila aku sakit, maka Ia sembuhkan aku” Asy Syuara 80 “Tidakkah engkau lihat bahwa Allah telah menurunkan air dari langit, lalu jadilah bumi ini hijau segar? Sesungguhnya Allah maha Halus lagi maha Mengetahui Al Hajj 63 Kita harus menyakini bahwa Allah menjadikan sebab musabab di dunia ada fungsinya peranan atau tugasnya dan harus percaya bahwa Allah lah yang menjadikan semua itu. Allah berfirman, “ Allah Yang Menciptakan segala sesuatu, dan Ia Pemelihara atas segala sesuatu Az Zumar 62 Barangsiapa yang mengingkari sebab sebab dan menganggap tidak ada gunanya adalah Kafir. , sebaliknya yang meyakini bahwa sebab sebab itu memiliki pengaruh sendiri adalah Syirik. dz
rwJ2SE.
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/45
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/209
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/367
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/303
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/185
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/185
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/285
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/60
  • 65j7x1rcq8.pages.dev/290
  • manusia yang bertawakal kepada selain allah termasuk manusia yang